21.11.09

The sacrifice


Bismillahirahmanirahim

Assalamualaikum..

SubhanAllah, Alhamdulillah, Allahuakbar

erm, no laptop for a week.
so im taking this opportunity to post an entry about aidil adha~
[its not too early rite?]

oh, i took this from my old blog. An article a year ago

selamat membaca dan selamat berjuang~

---------------------------

10 Zulhijjah 1429

Today is eidul adha. Sometimes we celebrate the eidul adha without knowing the real story about it. Without taking any lessons from it. As though it’s a day to only do qurban and nothing else. Let’s take a look at the history of our Prophets, Abraham and Ismail.

Abraham and Ishmael (PBUT) – The Sacrifice

Allah the Almighty told us of Abraham’s affliction with his beloved son: “And he said after his rescue from the fire: ‘Verily! I am going to my Lord. He will guide me! My Lord! Grant me (offspring) from the righteous.” SO We gave him the glad tidings of a forbearing boy. And when he (his son) was old enough to walk with him, he said: “O my son! I have seen in a dream that I am slaughtering you (offer you in sacrifice to Allah), so look what do you think!” “O my father! Do that which you are commanded InshAllah (if Allah wills), you shall find me of the patient.”Then when they had both submitted themselves to the Will of Allah and he had laid him prostrate on his forehead (or on the side of his forehead for slaughtering); and We called out to him: “O Abraham! You have fulfilled the dream (vision!” Verily! Thus do Wereward those who perform good deeds, totally for Allah’s sake only. Verily, that indeed was a manifest trial and We ransomed him with a great sacrifice (a ram;) and We left for him(a goodly remembrance) among generations (to come) in later times. “Salamun (peace) be upon Abraham!” Thus indeed do We reward the Muhsineen (good doers). Verily, he was one of Our believing slaves. (Ch 37:99-111 Quran)

Time passed. One day Abraham was sitting outside his tent thinking of his son Ishmael and Allah’s sacrifice. His heart was filled with awe and love for Allah for His countless blessings. A big tear dropped from his eyes and reminded him of Ishmael.

Prophet’s Ibrahim’s willingness to sacrifice his beloved son Ismail fot the sake of Allah exemplifies not only his sincere devotion to God.

Both father and son willingly submitted to Allah’s Command. Allah substituted a ram in Ismail’s place at the last moment.

So, the sacrifice that is offered by Muslims all over the world every year (at Eid-ul-Adha) is in commemoration of the supreme act and spirit of sacrifice offered by Prophet Abraham in lieu of his son Ismail.

what sacrifice have we done for Allah? is it ever enough? if we had to sacrifice our sons our daughter, will we be able to do it?

till then salam eidil adha to all

missing home badly..

----------------------------

20.11.09

Hakikat penciptaan manusia

Bismillahirahmanirahim

SUBHANALLAH, ALHAMDULILLAH, ALLAHUAKBAR!!


'Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati [berasal] dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani [yang disimpan] dalam tempat yang kokoh [rahim]. Kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu itu Kami jadikan segumpul daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang [berbentuk] lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik.' [Surah Al-Mu'minun 23: 12-14]

ya Allah!!
seronoknya kalau dapat masuk syurga firdausi, nak lihat wajah Allah, nak berjumpa dengan Rasulullah s.a.w.
ya Allah! rinduuuuuunyaaaaaa padaMU!!!~

segenggam tabah

Bismillahirahmanirahim

SubhanAllah, Alhamdulillah, Allahuakbar

saya minta maaf.
sebab?
blog ini sepi sekian lama.
banyak perkara yang ingin dikongsi, cuma daripada mana harus saya mula?



ujian...

sudah seminggu saya naik turun anak tangga.
terasa semakin banyak anak tangga yang perlu dilalui.
daripada jauh saya dapat melihat dia memandang saya, menghulurkan tangannya
tetapi tak tercapai oleh saya.
namun dia tetap senyum, dia tetap menunggu dan yakin tangan saya akan memegang tangannya, kalau bukan hari ini, pasti esok atau lusa, atau hari-hari yang akan datang..
InsyaAllah, sekiranya Allah izinkan saya.

semalam dia menemani saya
mencari ketenangan di tempat itu.
tempat di mana kami selalu berkunjung apabila hati mulai sakit, apabila diri mulai jatuh, apabila terasa amat jauh
dia berbicara, mengingatkan saya
'Kalau kita cemerlang dengan Al-Quran, InsyaAllah kita akan cemerlang dengan semua perkara'
'Bila hati kita rasa rindunyaaaa nak baca, nak tadabbur ayat-ayatNya, sungguh kita akan dekat dengan Dia'
'Pegang pada satu ayat yang setiap kali kita jatuh, kita pegang, dan pegang pada ayat itu, yang akan ingat kita padaNya, yang buat kita bangkit kembali'

segenggam tabah...

setiap yang berlaku itu pasti ada hikmah disebaliknya.
Allah s.w.t mempunyai rahsiaNya yang tersendiri, sama ada Allah hendak menambah iman kita atau Dia ingin menguji sejauh mana keimanan dan kesabaran kita.
Dan selalunya apabila ditimpa ujian, ujian itulah yang membuka mata hati kita supaya tidak mudah berputus asa, tidak mudah 'memanjakan diri', tidak mudah mengeluh dengan kehidupan yang penuh dengan onak dan duri.
malah ujian sebenarnya mendekatkan kita padaNya, membuatkan kita bergantung sepenuhnya pada Dia, mematangkan diri kita, dan mengajar kita untuk redha dengan apa yang ditimpa ke atas diri kita
dan pasti ada mereka di luar sana yang ditimpa ujian yang sama bahkan lebih teruk atau lebih besar daripada kita

akhirnya saya sedar
syurga itu bukan untuk mereka yang mudah berputus asa, bukan untuk mereka yang mudah mengeluh, bukan untuk mereka yang terus berpaling dan menuruni anak tangga sehinggakan tidak mahu menaiki kembali anak tangga itu
dan pasti jalan ke syurga itu bukan mudah dan memerlukan pengorbanan yang sangat besar untuk melaluinya
dan pasti hasilnya sungguh memuaskan..

[--]

Bertali arus dugaan tiba
Menakung sebak airmata
Namun tak pernah pun setitis
Gugur berderai di pipi
Tidak ditempah hidup sengsara
Suratan nasib yang melanda
Menongkah badai bergelora
Diredah bersendirian

Bagaikan camar pulang senja
Patah sayapnya tetap terbang jua
Sekadar secicip rezeki
Buat yang sedang rindu menanti
Segenggam tabah dipertahankan
Buat bekalan di perjalanan
Kau bebat luka yang berdarah
Kau balut hati yang calar

Telah tertulis suratan nasibmu
Derita buatmu ada hikmahnya
Terlukis senyum di bibir lesu
Tak siapa tahu hatimmu
Biarpun keruh air di hulu
Mungkinkah jernih di muara
Biarpun jenuh hidup dipalu
Pasti bertemu tenangnya

"Rasulullah s.a.w bersabda: Barangsiapa yang ALLAH mahukan kebaikan untuknya, nescaya Dia akan mengujinya dengan kesusahan"
[Riwayat Al-Bukhari]
---

kena kuat, kena tabah!

buat ukhti, Jazakillah!!
uhibbukifillah!

13.11.09

open your eyes

Bismillahirahmanirahim

Assalamualaikum

peringatan daripada seorang kakak, di pagi jumaat
jazakillah kak!

FirmanNYA: "dan sungguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari golongan jin dan manusia. mereka memiliki hati, tetapi tidak menggunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). mereka seperti haiwan ternak bahkan lebih sesat lagi. mereka itulah orang-orang yg lengah" (7:179)


12.11.09

Jalan kemenangan – IBADAH sebelum QIADAH

Pusaka Imam Al-Banna

Jalan kemenangan – IBADAH sebelum QIADAH

Saya telah bertemu dengan seorang tua yang telah melepasi perjalanan usia yang sudah lama dan telah menghampiri garisan akhirat. Seluruh kepalanya telah diselaputi rambut yang memutih, garis-garis penuaan meniti wajahnya yang bersih. Saya duduk di sisinya di waktu siang hari, di kala cahaya matahari menyinari bumi. Saya melihat wajahnya berseri-seri disinari cahaya taqwa, pantulan nur dari hati yang sentiasa berhubungan dengan Allah ‘Azza wa Jalla. Dia tidak dikenali di kalangan masyarakat, namanyapun tiada siapa yang ingat.

Setelah mendengar cerita saya, dia bertanya, apakah nama persatuan kamu? Saya menjawab, kami bukan persatuan, tetapi kami adalah ikhwan fillah (saudara-saudara di jalan Allah) sahaja. Kami berhimpun di atas landasan aqidah dan fikrah. Kami cuba laksanakan pada diri kami, kemudian cuba memahamkannya kepada manusia. Fikrah kami tidak lain kecuali memahami Islam, beramal dengannya dan mengajak orang lain bersama-sama kami dalam memahami dan melaksanakan Islam. Cantik!, komennya. Siapa yang mengajar kamu di rumah (tempat kamu berkumpul)? Tanyanya lagi. Saya menjawab, dalam banyak keadaan, sayalah yang berbicara kepada saudara-saudara saya. Seketika dia terdiam. Kemudian dia mengangkat pandangannya tepat ke wajah saya seraya bertanya, adakah kamu bangun malam? Saya menjawab, apa tujuan tuan bertanyakan hal ini? Jiwa-jiwa kami berada di dalam genggaman Allah. Jika Dia kehendaki, Dia akan membangunkannya. Dan jika Dia kehendaki, Dia akan menahannya. Dia mendengus: benarlah kata-kata Allah dan rasulNya: “…. dan sememangnya manusia itu, sejenis makhluk yang banyak sekali bantahannya.” (Maksud al-Kahf:54)

Dengan tenang dan teratur dia berbicara,

Ya Akhi:

Sesungguhnya mentarbiah ruh-ruh, mentazkiah jiwa-jiwa dan memimpin hati-hati tidak terjadi dengan perkataan yang diulang-ulang, dengan kaedah-kaedah yang diajar, dengan teori-teori yang dikemukakan. Semua ini mungkin berkesan kepada akal dan ilmu, tetapi ia tidak berbekas pada jiwa, tidak menyentuh perasaan dan tidak dapat membentuk akhlak. Sesungguhnya perkara utama yang diperlukan oleh jamaah adalah ruh-ruh dan akhlak ahli-ahlinya. Sesungguhnya mereka yang cuba mengislahkan akhlak dengan menulis buku-buku sahaja sebenarnya tertipu dan menipu. Kalau sekiranya inilah juga cara kamu maka alangkah jauhnya kamu daripada mencapai apa yang kamu mahu.

Ya Akhi:

Islahun-nafs yang kamu cari tidak ada jalan ke arahnya kecuali satu sahaja, iaitu jalan qudwah hasanah yang bersambung dengan Allah, yang mendapat bekalan langsung daripada limpah kurnia-Nya. Qudwah hasanah itu tidak lain daripada bangun malam, qiam dan bermunajat di kala gelita. Tidakkah kamu membaca al-Quran dan mendengar firman Tuhan yang bermaksud: “Wahai orang yang berselimut!. Bangunlah sembahyang Tahajud pada waktu malam, selain dari sedikit masa (yang tak dapat tidak untuk berehat), Iaitu separuh dari waktu malam atau kurangkan sedikit dari separuh itu, Ataupun lebihkan (sedikit) daripadanya dan bacalah Al-Quran dengan "Tartil". (Sayugialah engkau dan pengikut-pengikutmu membiasakan diri masing-masing dengan ibadat yang berat kepada hawa nafsu, kerana) sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu wahyu (Al-Quran yang mengandungi perintah-perintah) yang berat (kepada orang-orang yang tidak bersedia menyempurnakannya). Sebenarnya sembahyang dan ibadat malam lebih kuat kesannya (kepada jiwa) dan lebih tetap betul bacaannya. (Al-Muzzammil: 1-6)

Ya Akhi:

Orang yang tidak mempunyai sesuatu tidak akan dapat memberikannya. Hati yang terputus hubungannya dengan Allah, bagaimana mampu memimpin manusia ke arah-Nya. Peniaga yang tidak punya modal, dari mana keuntungan hendak diraih? Guru yang tidak mengetahui manhajnya, apa cara dia akan mengajar muridnya? Orang yang tidak mampu memimpin dirinya, bagaimana dia akan memimpin orang lain? Maka tahukah kamu betapa berhajatnya kamu kepada jihad jenis ini? Sekiranya kamu dapat membawa orang-orang yang berjanji dengan kamu untuk beramal melakukan perkara ini, maka itulah sebenarnya kejayaan. Tiada lagi kejayaan selain itu. Sesungguhnya sahabat-sahabat Nabi Muhammad s.a.w. adalah rahib-rahib di waktu malam dan penunggang kuda di waktu siang. Adakah kamu lihat mereka hanya memiliki salah satu daripada sifat itu sahaja?


Ya Akhi:

Berusahalah sedaya mampu untuk menggali perbendaharaan Ilahi di waktu malam supaya dapat kamu agihkan kepada saudara-saudaramu di waktu siang.


Kemudian orang tua itu meminta izin untuk beredar. Dia bangkit dan berjalan dengan tongkatnya meredah kesesekan manusia di jalan raya, sedang saya mengiringi pemergiannya dengan hati yang penuh insaf sehingga dia hilang dari pandangan.



Ya Ikhwan:



Mungkin kamu berasa hairan mengapa saya bawakan bicara sebegini di dada akhbar kamu ini sedang kamu menanti-nanti saya berbicara mengenai masalah yang melanda dunia, derita yang dialami oleh umat Islam seluruhnya. Kamu mengharapkan saya menyatakan sikap, pendirian dan tindakan yang patut diambil oleh jamaah kita.



Dengarkanlah penjelasanku:



Sesungguhnya kamu ingin mencapai matlamat yang besar hebat. Oleh itu kamu mesti memahami dengan sebenar-benarnya bahawa dengan matlamat itu bererti kamu berada di atas satu garisan dan dunia seluruhnya berada di atas garisan yang berlawanan dengan kamu.

Kamu menghendaki Islam berkuasa. Dunia diperintah oleh jiwa-jiwa yang bersih suci, akhlak mulia yang melimpah dengan kebaikan, hati-hati yang penuh rahmat dan kasih sayang dan kesejahteraan memayungi alam semesta.



Manusia pula menghendaki kebendaan berkuasa, harta melimpah ruah, kemewahan tiada sempadan, perebutan yang tiada berkesudahan antara golongan kuat dan lemah. Yang kuat memangsakan yang lemah. Yang berkuasa sentiasa menang dan yang diperintah sentiasa kalah. Kemanusiaan tidak akan kenal erti keadilan, tidak akan mengecapi rahmat kasih dan sayang. Itulah yang manusia kehendaki berbanding dengan apa yang kamu kehendaki. Kamu berada di satu pihak, sedang dunia di satu pihak yang lain. Manusia berselindung di sebalik kedustaan, berinteraksi dengan tipu helah dan bermuka-muka. Mereka lari daripada menghadapi kenyataan. Pada hal kamu tidak mahu itu semua kerana kamu sentiasa bermuraqabah. Diri kamu dan amalan kamu sentiasa diperhati oleh yang Maya Mengetahui dan Maha Memerhati. Maka perbezaan antara kamu dengan manusia, jika kamu benar dengan apa yang kamu cita-citakan, sangat jauh dari segala sudut.



Bilangan kamu adalah sedikit. Keadaan kamu tertindas di muka bumi ini, fakir dari segi harta, kosong dari segi kekuatan. Maka tidak ada senjata kamu selain hubungan dengan Allah dan mengharap pertulungan dan bantuan daripadaNya serta keimanan yang mendalam terhadapNya. Apabila aspek ini kamu kuasai bererti kamu telah kuasai segala-galanya. Firman Allah s.w.t. bermaksud: “Jika Allah menolong kamu mencapai kemenangan maka tidak ada sesiapa pun yang akan dapat mengalahkan kamu dan jika Dia mengecewakan kamu, maka siapakah yang akan dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan yang demikian)? Dan (ingatlah), kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman itu berserah diri.” (Aali Imran:160)



Maka berusahalah untuk menjadi seperti itu. Jangan kamu Tanya bagaiman? Sesungguhnya jalannya telah nyata. Jadilah kamu hamba-hamba sebelum kamu menjadi ketua. Dengan ibadah kamu akan jadi sebaik-baik qiadah. Awas! Jangan kamu terbalikkan isu ini sebagaimana yang dilakukan oleh manusia lain. Mereka mengejar kepimpinan sebelum mereka mensejahterakan aspek ibadah maka mereka tewas atau mereka berjaya mencapainya tetapi terumbang ambing di dalam melaksankan amanahnya. Serapkan ke dalam diri kamu maksud Hadis Qudsi ini: ”Sesiapa yang menyakiti wali-Ku maka sesungguhnya Aku telah mengisytiharkan perang dengannya. Seseorang hamba-Ku tidak menghampirkan diri kepada-Ku dengan sesuatu sebagaimana ia menghampirkan diri dengan melakukan apa yang Aku fardhukan ke atasnya. Dan sentiasalah hamba-Ku itu menghampirkan dirinya kepada-Ku dengan melakukan amalan-amalan yang sunat sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku adalah pendengaran yang dia mendengar dengannya, penglihatan yang dia melihat dengannya, tangan yang dia menghulur dengannya, kaki yang dia berjalan dengannya. Jika dia meminta pada-Ku akan Ku berikannya, jika dia memohon perlindungan dengan-Ku akan Ku lindunginya”. (Al-Bukhari)

Dan ingat juga firman Allah yang bermaksud: “Allah menjanjikan orang-orang yang beriman dan beramal soleh dari kalangan kamu (wahai umat Muhammad) bahawa Dia akan menjadikan mereka khalifah-khalifah yang memegang kuasa pemerintahan di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka: Khalifah-khalifah yang berkuasa dan Dia akan menguatkan dan mengembangkan agama mereka (agama Islam) yang telah diredhaiNya untuk mereka; dan Dia juga akan menggantikan bagi mereka keamanan setelah mereka mengalami ketakutan (dari ancaman musuh). Mereka terus beribadat kepadaKu dengan tidak mempersekutukan sesuatu yang lain denganKu dan (ingatlah) sesiapa yang kufur ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang derhaka.” (An-Nur:55)



Daripada Pusaka al-Banaa, dipetik dari surat khabar Ikhwan Muslimin, 25 R.Awwal 1356H bersamaan 4 July 1937M.